Literature Review 20 jurnal

 Kajian seni rupa dan desain

-Muhammad faadhil raihan (202146500759)

-Yusuf syurya zita (202146500811)


TUGAS KELOMPOK REVIEW 20 JURNAL 

TEORI SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE


1. JURNAL PERTAMA

Judul: Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure

Objek: Poster dan video klip lagu "Lathi"

Pendekatan/Perspektif/Metode: Pendekatan semiotika dengan menggunakan teori Ferdinand De Saussure, serta tinjauan literatur untuk mendukung analisis semiotik.

Analisis/Teori: Jurnal ini membahas analisis semiotik terhadap poster dan video klip lagu "Lathi" dengan menggunakan pendekatan teori Ferdinand De Saussure. Penulis menjelaskan tentang aspek-aspek penting dalam teori semiotika Saussure seperti signifier, signified, dan sign, serta hubungan antara ketiganya dalam membentuk makna. Penulis juga menganalisis unsur-unsur semiotik dalam poster dan video klip, termasuk gambar, warna, simbol, dan teks, serta menjelaskan makna yang dihasilkan dari kombinasi unsur-unsur tersebut.

Kesimpulan: Penulis menyimpulkan bahwa poster dan video klip lagu "Lathi" mengandung banyak unsur-unsur semiotik yang dapat dianalisis dengan menggunakan teori Ferdinand De Saussure. Poster dan video klip tersebut menggunakan gambar, warna, simbol, dan teks untuk menghasilkan makna yang berkaitan dengan tema lagu tersebut. Melalui analisis semiotik, penulis dapat memahami bagaimana unsur-unsur semiotik dalam poster dan video klip dapat saling berinteraksi untuk membentuk makna yang lebih kompleks dan menarik.

2. JURNAL KEDUA

Judul: The semiotic perspectives of Peirce and Saussure: A brief comparative study

Objek: Teori semiotika dari Peirce dan Saussure

Pendekatan/Perspektif/Metode: Pendekatan pembandingan (comparative approach) dan tinjauan literatur (literature review).

Analisis/Teori: Jurnal ini membahas perbandingan pendekatan semiotika antara Charles Sanders Peirce dan Ferdinand de Saussure dengan menggunakan pendekatan pembandingan dan tinjauan literatur. Penulis menjelaskan perbedaan dan persamaan antara kedua teori semiotika tersebut, serta menyoroti kontribusi mereka dalam mengembangkan studi semiotika. Penulis juga membahas pengaruh dan relevansi teori Peirce dan Saussure dalam konteks kajian semiotika modern.

Kesimpulan: Penulis menemukan bahwa meskipun Peirce dan Saussure mempunyai pendekatan yang berbeda dalam memahami tanda-tanda dan simbol dalam bahasa, keduanya sama-sama memberikan kontribusi penting dalam pengembangan teori semiotika. Peirce menekankan aspek pragmatis dan interpretatif dalam analisis tanda-tanda, sementara Saussure lebih fokus pada aspek struktural dan sistematis dalam bahasa. Meskipun berbeda, kedua pendekatan tersebut dapat saling melengkapi dalam pengembangan studi semiotika yang lebih luas dan komprehensif.

3. JURNAL KETIGA

Judul: Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji

Objek: Lirik lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji

Pendekatan/Perspektif/Metode: Pendekatan semiotika dan penelitian kualitatif.

Analisis/Teori: Jurnal ini menganalisis makna motivasi dalam lirik lagu "Laskar Pelangi" karya Nidji dengan menggunakan pendekatan semiotika. Penulis membahas setiap tanda dan simbol yang digunakan dalam lirik lagu tersebut, serta makna yang terkait dengan motivasi dan semangat hidup. Penulis juga menggunakan konsep Ferdinand de Saussure dalam menganalisis struktur bahasa dan simbol dalam lirik lagu.

Kesimpulan: Penulis menemukan bahwa makna motivasi dalam lirik lagu "Laskar Pelangi" disampaikan melalui tanda-tanda dan simbol yang digunakan, seperti kata-kata yang membangkitkan semangat, metafora yang menggambarkan perjuangan hidup, dan frasa-frasa yang memberikan inspirasi. Analisis semiotika yang dilakukan oleh penulis berhasil membongkar makna dan pesan yang terkandung dalam lirik lagu "Laskar Pelangi", sehingga memperkaya pemahaman kita tentang makna dan fungsi dari lirik lagu tersebut dalam memotivasi dan menginspirasi pendengarnya.

4. JURNAL KEEMPAT

 Judul: Semiotika Ferdinand De Saussure Sebagai Metode Penafsiran Al-Qur'an: Kajian Teoritis

 Objek: Penerapan metode semiotika Ferdinand De Saussure dalam penafsiran Al-Qur'an.

 Pendekatan/Perspektif/Metode: Pendekatan teori dengan menggunakan metode semiotika Ferdinand De Saussure dalam penafsiran Al-Qur'an, serta tinjauan literatur untuk mendukung analisis semiotik.

 Analisis/Teori: Jurnal ini membahas tentang penerapan metode semiotika Ferdinand De Saussure dalam penafsiran Al-Qur'an. Penulis menjelaskan tentang aspek-aspek penting dalam teori semiotika Saussure seperti signifier, signified, dan sign, serta hubungan antara ketiganya dalam membentuk makna. Penulis juga membahas tentang pentingnya konteks dalam interpretasi Al-Qur'an, dan bagaimana metode semiotika dapat membantu memahami konteks tersebut.

 Kesimpulan: Penulis menyimpulkan bahwa metode semiotika Ferdinand De Saussure dapat digunakan sebagai salah satu metode penafsiran Al-Qur'an yang efektif, karena dapat membantu memahami hubungan antara tanda (sign), makna (signified), dan objek (referent) dalam teks Al-Qur'an. Penulis juga menekankan pentingnya mempertimbangkan konteks sejarah dan sosial dalam interpretasi Al-Qur'an, dan bagaimana metode semiotika dapat membantu dalam memahami konteks tersebut. Dalam kesimpulan jurnal ini, penulis mengajak pembaca untuk mempertimbangkan penggunaan metode semiotika dalam penafsiran Al-Qur'an, dan menekankan bahwa metode ini dapat memberikan kontribusi penting dalam memahami makna yang terkandung dalam teks suci tersebut.

 

5. JURNAL KELIMA

 Judul: "Makna Puisi Wiji Thukul dalam Film “Istirahatlah Kata-Kata” dengan Pendekatan Semiotika Ferdinand De Saussure"

 Objek: Puisi Wiji Thukul dalam film "Istirahatlah Kata-Kata"

 Pendekatan/Perspektif/Metode: Kualitatif

 Analisis/Teori: Dalam analisis ini, digunakan pendekatan semiotika Ferdinand De Saussure untuk menganalisis makna puisi Wiji Thukul yang terdapat dalam film "Istirahatlah Kata-Kata". Penulis menganalisis tanda-tanda linguistik yang digunakan dalam puisi, seperti kata-kata, imajeri, metafora, dan simbol-simbol yang melambangkan pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh Wiji Thukul. Pendekatan semiotika Saussure membantu dalam memahami hubungan antara tanda-tanda tersebut dan makna yang terkandung di dalamnya.

 Kesimpulan: Melalui pendekatan semiotika Ferdinand De Saussure terhadap puisi Wiji Thukul dalam film "Istirahatlah Kata-Kata", ditemukan bahwa puisi tersebut mengandung makna yang dalam dan mempengaruhi emosi dan pemahaman penontonnya. Tanda-tanda linguistik, seperti pemilihan kata-kata yang kuat, imajeri yang mendalam, dan simbol-simbol yang melambangkan perjuangan dan kebebasan, membentuk makna puisi tersebut. Analisis semiotika membantu dalam memahami bagaimana tanda-tanda dalam puisi Wiji Thukul bekerja bersama-sama untuk mengkomunikasikan pesan dan emosi yang ingin disampaikan kepada penonton. Dengan menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand De Saussure, dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang makna puisi dan kekuatan penyampaiannya dalam konteks film "Istirahatlah Kata-Kata".

6. JURNAL KEENAM

 Judul: "Konstruksi nilai-nilai nasionalisme dalam lirik lagu (Analisis semiotika Ferdinand de Saussure pada lirik lagu “Bendera”)"

 Objek: Lirik lagu "Bendera"

 Pendekatan/Perspektif/Metode: Kualitatif

 Analisis/Teori: Dalam analisis ini, digunakan pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure untuk menganalisis konstruksi nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam lirik lagu "Bendera". Penulis menganalisis tanda-tanda yang digunakan dalam lirik lagu, seperti kata-kata, frase, dan simbol-simbol yang melambangkan konsep nasionalisme. Selain itu, juga dianalisis hubungan antara tanda-tanda tersebut dan bagaimana mereka membentuk makna yang terkait dengan nilai-nilai nasionalisme.

 Kesimpulan: Melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure terhadap lirik lagu "Bendera", ditemukan bahwa lirik lagu ini membangun konstruksi nilai-nilai nasionalisme melalui penggunaan tanda-tanda yang kuat dan menggugah emosi. Kata-kata yang menggambarkan kebanggaan, pengorbanan, dan semangat patriotisme, serta simbol-simbol nasional seperti bendera, mengekspresikan rasa cinta dan dedikasi terhadap negara. Analisis semiotika membantu dalam memahami bagaimana tanda-tanda dalam lirik lagu ini bekerja bersama-sama untuk menyampaikan pesan dan membangun rasa nasionalisme kepada pendengarnya. Kesimpulan dari analisis ini adalah bahwa lirik lagu "Bendera" secara semiotik mencerminkan konstruksi nilai-nilai nasionalisme dan menjadi salah satu bentuk ekspresi seni yang memperkuat identitas nasional.

 

7. JURNAL KETUJUH

Judul: "Representasi Pribumi dalam Film Bumi Manusia (Kajian Semiotika Saussure)"

 Objek: Film "Bumi Manusia"

 Pendekatan/Perspektif/Metode: Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif

 Analisis/Teori: Dalam analisis ini, menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure untuk menganalisis representasi pribumi dalam film "Bumi Manusia". Penulis menerapkan konsep-konsep semiotika Saussure, seperti signifier, signified, dan sign, untuk memahami bagaimana tanda-tanda dalam film digunakan untuk merepresentasikan karakter pribumi dan konteks sosial mereka. Penulis menganalisis penggunaan bahasa, kostum, gestur, dan simbol-simbol lain yang digunakan dalam film untuk membangun representasi pribumi.

 Kesimpulan: Melalui analisis semiotika Saussure terhadap film "Bumi Manusia", ditemukan cara-cara representasi yang digunakan dalam menggambarkan karakter pribumi. Analisis ini mengungkap bagaimana tanda-tanda linguistik, visual, dan audiovisual digunakan untuk mengonstruksi identitas dan citra pribumi dalam film. Representasi ini dapat mempengaruhi persepsi penonton terhadap pribumi dan mempengaruhi pemahaman mereka tentang budaya dan kehidupan pribumi. Penting untuk mempertimbangkan konteks historis, sosial, dan budaya dalam menganalisis representasi ini. Analisis semiotika memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana tanda-tanda dalam film digunakan untuk merepresentasikan pribumi dan memberikan kontribusi pada pemahaman tentang konstruksi identitas dan stereotip dalam budaya visual.

 

8. JURNAL KEDELAPAN

 Judul: "Representasi Seks Bebas pada Lirik Lagu Dangdut (Analisis Semiotika Saussure pada Lirik Lagu 'Cinta Satu Malam')"

 Objek: Lirik lagu "Cinta Satu Malam"

 Pendekatan/Perspektif/Metode: paradigma konstruktivis sesuai dengan rujukan referensi Nazir

 Analisis/Teori: Dalam analisis ini, menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure untuk menganalisis representasi seks bebas yang terdapat dalam lirik lagu dangdut "Cinta Satu Malam". Penulis menganalisis tanda-tanda linguistik, seperti kata-kata dan frase yang digunakan dalam lirik lagu, serta simbol-simbol dan konotasi yang melambangkan seksualitas yang bebas. Penulis juga menganalisis hubungan antara tanda-tanda tersebut dengan konstruksi makna dan pesan yang terkandung dalam lirik lagu.

 Kesimpulan: Melalui analisis semiotika Saussure terhadap lirik lagu "Cinta Satu Malam", ditemukan representasi seks bebas yang terkandung dalam lirik tersebut. Tanda-tanda linguistik yang digunakan dalam lirik lagu menggambarkan sikap yang mendorong seksualitas yang bebas, tanpa komitmen, dan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai moral dan sosial. Melalui simbol-simbol dan konotasi yang digunakan, lirik lagu ini menggambarkan pemahaman yang mereduksi pentingnya hubungan emosional dan keintiman dalam konteks hubungan. Analisis semiotika membantu dalam memahami bagaimana tanda-tanda dalam lirik lagu ini bekerja bersama-sama untuk menyampaikan pesan dan representasi seks bebas kepada pendengarnya. Penting untuk menyadari bahwa interpretasi semiotika tidak hanya terbatas pada makna literal, tetapi juga melibatkan analisis simbolik dan konotatif yang membentuk representasi dalam konteks budaya dan sosial yang lebih luas.

 

9. JURNAL KESEMBILAN

 Judul: "Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure dalam Pertunjukan Kethoprak Ringkes"

 Objek: Pertunjukan Kethoprak Ringkes

 Pendekatan/Perspektif/Metode: Kualitatif

 Analisis/Teori: Dalam analisis ini, menggunakan pendekatan analisis semiotika Ferdinand de Saussure untuk menganalisis pertunjukan Kethoprak Ringkes. Penulis menerapkan konsep-konsep semiotika seperti signifier, signified, dan sign dalam memahami bagaimana tanda-tanda dalam pertunjukan, seperti gerakan, dialog, kostum, dan latar belakang, digunakan untuk menyampaikan pesan dan membangun makna.

 Kesimpulan: Melalui penerapan analisis semiotika Ferdinand de Saussure dalam pertunjukan Kethoprak Ringkes, ditemukan bahwa tanda-tanda dalam pertunjukan ini memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan membangun makna. Gerakan, dialog, kostum, dan latar belakang digunakan sebagai tanda-tanda yang merujuk pada konsep-konsep tertentu yang ingin disampaikan kepada penonton. Analisis semiotika membantu dalam memahami bagaimana tanda-tanda ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan pengalaman estetika dan naratif yang khas dalam pertunjukan Kethoprak Ringkes. Selain itu, melalui analisis semiotika, dapat dipahami bagaimana pertunjukan ini merepresentasikan aspek-aspek budaya, sosial, dan sejarah yang terkait dengan tradisi Kethoprak. Analisis semiotika membuka wawasan yang lebih dalam tentang cara pertunjukan Kethoprak Ringkes berkomunikasi dan mempengaruhi penonton melalui penggunaan tanda-tanda dan makna yang terkandung di dalamnya.

 

10. JURNAL KESEPULUH

 Judul: "Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand de Saussure pada Film 'Berpayung Rindu'"

 Objek: Film "Berpayung Rindu"

 Pendekatan/Perspektif/Metode: Analisis semiotika strukturalisme

 Analisis/Teori: Dalam analisis ini, menggunakan pendekatan analisis semiotika strukturalisme Ferdinand de Saussure untuk menganalisis film "Berpayung Rindu". Penulis menerapkan konsep-konsep semiotika Saussure, seperti signifier, signified, dan sign, untuk memahami bagaimana tanda-tanda dalam film digunakan untuk membangun makna dan naratif film. Penulis menganalisis elemen-elemen film, seperti visual, audio, narasi, karakter, dan simbol-simbol yang digunakan dalam film untuk mengungkapkan makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.

 Kesimpulan: Melalui analisis semiotika strukturalisme Ferdinand de Saussure pada film "Berpayung Rindu", ditemukan bagaimana tanda-tanda dalam film ini digunakan untuk membangun makna dan mengarahkan penonton dalam memahami cerita dan pesan yang ingin disampaikan. Elemen-elemen visual, audio, dan naratif dalam film menjadi tanda-tanda yang saling berkaitan dan saling menguatkan dalam menciptakan pengalaman sinematik. Analisis semiotika membantu dalam memahami bagaimana tanda-tanda ini bekerja dalam membangun struktur cerita, menggambarkan karakter, dan menyampaikan pesan emosional kepada penonton. Selain itu, analisis semiotika juga memperlihatkan bagaimana simbol-simbol dan konotasi dalam film digunakan untuk mengungkapkan tema, motif, dan aspek budaya yang terkait dengan cerita dan konteks film "Berpayung Rindu".


JURNAL 11

JUDUL: penerapan analisi semiotika ferdinand de saussure dalam pertunukan ketoprak Ringkes

OBJEK:pertunjukan kethoprak ringkes

METODE:Pendekatan kualitatif

ANALISI::kethoprak ringes sebagai salah satu grup kethoprak yang ada di yogyakarta memiliki keunikan tersendiri.

KESIMPULAN: pembahasan semiotika ini mengarah ke budaya yogyakarta yang berupa kethoprak

 

JURNAL 12

JUDUL:analisi simiotika ferdinand de saussure sebagai reprensetasi nilai kemanusian terhadap film the call

OBJEK:filem the call

METODE:pendekatan kualitatif

ANALISI:Film the call adalah film yang mengangkat cerita seorang petugas telfondarurat di amerika serikat,film ini bertema kemanusian

KESIMPULAN:pembahasan tentang film the call menurut ferdinard de saussre dengan teori semiotika adalah film ini bersimpulan tentang seorang petugas darurat yang membantu para orang yang meminta pertolongan dengan memberikan kode tertentu atau secara langsung dengan hubungkan ke polsian.

JURNAL 13

JUDUL:Analisi semiotika de saussure dalam iklan khong guan

OBJEK:iklan khong guan

METODE:pendekatan kualitatif

 ANALISI:dengan teori semiotika dapat di gunakan dalam menganalisi iklan khong guan.khong guan merupakan pabrik pembuat biskuit di indonesia

KESIMPULAN:teori semiotika ini di pakai untuk menganalisis iklan dalam produk biskuit khong guan.dalam iklan ini membawa tema lebaran yang membagikan biskuit khong guan kepada sodara atau tentangga terdekat dengan makna murah hati,memberi.

Jurnal 14

Judul: analisis semiotika strukturalisme ferdinand de saussure pada film berpayung rindu

 Objek:film berpayung rindu

Metode: pendekatan kualitatif

Analisi: film ini tentang sepasang suami istri yang bernama Cahyono dan Wati yang dikaruniai anak yang bernama Indah. Tanpa disangka sang istri telah berselingkuh di belakang suaminya hingga pada suatu ketika sang istri Wati lebih memilih selingkuhannya dan pergi meninggalkan suami serta anaknya Indah yang masih bayi pada waktu itu

Kesimpulan:semiotika di sini di pakai sebagai analisi dalam film berpayung rindu,film ini tentang seorang suami yang di selingkusi oleh istri nya,dan suami nya pun di tinggal oleh istri dan anak nya.

 

Jurnal 15

Judul: analisis poster video klip lathi : kajian semiotika ferdinand de saussure

 Objek:poster video klip lathi

Metode:pendekatan kualitatif

Analisis: poster ditujukan kepada masyarakat supaya masyarakat dapat mengerti pesan dan tujuan informasinya. Penggunaan tanda visual poster dari video klip lagu “Lathi†yang mengangkat akan tema toxic relationship

Kesimpulan:semiotika ferdinard de saussre ini mengalisi poster pada video klip lathi,poster ini memliki tema toxic relationship.

 

 

Jurnal 16

Judul: makna perdamaian pada lagu deen assalam yang dipopulerkan oleh sabyan gambus (analisis semiotika ferdinand de saussure)

Objek:lagu deen asalam

Metode: pendekatan kualitatif

Analisis: Makna perdamaian yang terdapat pada bait pertama bahwa, toleransi berkaitan erat dengan perdamaian. Semakin baik penanaman toleransi maka semakin dekat kita mewujudkan perdamaian. Pada bait kedua mengandung makna, perdamaian dapat diraih dengan perasaan cinta, meskipun sesempit apapun keadaan yang terjadi. Pada bait ketiga, makna perdamaian dapat diwujudkan melalui perilaku yang mulia dan damai.

Kesimpulan:semiotika ferdinard de saussre mengalisi pada lau deen asalam

Pada lagu ini berkaitan dengan perdamaian dan juga penanaman toleransi.

 

Jurna 17

Judul:Representasi Pendidikan Karakter dalam Film Surau dan Silek (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)

 Objek: film surau dan silek

Metode:pendekatan kualitatif

Analisi:  Film ini bercerita tentang kehidupan tiga remaja Minang yang sedang semangat berlatih silat, namun mereka ditinggalkan oleh Mak Rustam sang guru silat yang memutuskan untuk pergi merantau. Penelitian ini menemukan terdapat representasi pendidikan karakter dalam film surau dan silek, yaitu silek mengajarkan kesimbangan antara emosional question (kecerdasan emosional), spiritual question (kecerdasan spritual), intelegens question (kecerdasan intelejen) dan heart question (kecerdasan hati). 

Kesimpul:semiotika ferdinard de saussre di pakai untuk mengalisis tentang film surau dan silek film memiliki pengajaran islami dan pertemanan,film ini juga Film Surau dan Silek mengandung banyak pesan moral, nilai-nilai agama dan budaya.

 

Jurnal 18

Judul: Representasi Kekerasan Non Fisik Pada Film Joker (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)

Objek:film joker

Metode:pendekatan kualitatif

Analisis: Film Joker merupakan film dengan genre psikologi garapan sutradara Todd Phillips yang diproduksi oleh studio Warner Bros dengan Joaquin Phoenix sebagai pemeran utamanya. Cerita film ini cenderung kelam dan kelam dan dianggap juga mempengaruhi psikologi seseorang. Sebagian besar komunikasi dan informasi yang diperoleh masyarakat berasal dari media massa. Media massa adalah suatu bentuk media atau sarana komunikasi yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi atau berita kepada publik atau publik.

Kesiumpulan: semiotika ferdinard de saussre di pakai untuk mengalisis tentang film joker.film ini memiliki sifat depresi, anti sosial, kecemasan, dan lainnya,film ini juga memiliki tema tetang sikopat gangguan jiwa yang mengalami depresi berat.

Jurnal 19

Judul: Nilai-Nilai Sosial Religius Dalam Film Alangkah Lucunya Negeri Ini (Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure)

 Objek:film alangkah lucunya negeri ini

Metode:pendekatan kualitatif

Analisi: Film lucu nya negeri ini mengajak kita berfikir bahwa sebenarnya negara kita ini benar-benar tidak lucu dan tidak layak ditertawakan. Budaya-budaya yang seharusnya tidak ada dinegara ini realitasnya malah semakin merajalela dan tidak terkondisikan.

Kesimpulan: semiotika ferdinard de saussre di pakai untuk mengalisis tentang film lucu nya negeri ini film ini bersifat untuk mengajak untuk cinta terhadap budaya negara sendiri dan tidak terlalu terpaduk ke pada budaya yang baru seperti budaya barat.

Jurnal 20

Judul: analisis semiotika poster “ayo, lindungi diri dan keluarga dari covid-19” (teori ferdinand de saussure)

 Objek:poster ayo lindungi diri dan keluarga dari covid 19

Metode:pendekatan kualitatif

Analisis: ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna verbal dan visual yang terkandung dalam Poster “Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari Covid-19 “ yang diterbitkan oleh Kemenkes dan Germas dengan menggunakan analisis semiotika Ferdinand de Saussure serta untuk mengukur sejauh mana memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk meminimalisir isu hoax tentang penyebaran virus Covid-19 terutama untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang tindakan yang tepat dalam melakukan pencegahan penyebaran Covid-19. 

Kesimpulan: semiotika ferdinard de saussre di pakai untuk mengalisis tentang poster ayo lindungi diri dan keluarga dari covid 19,poster ini mengajarkan kita langkah langkah untuk melindungi diri dari jangkitan covid 19 seperti mencuci tangan selama 30 detik,memaikai masker dll.

Komentar

Postingan Populer